Indonesia saat ini menghadapi krisis terkait kesiapan sumber daya manusia di bidang kelautan. Padahal, dengan asumsi pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) akan memfokuskan perhatian pada pembangunan ekonomi maritim, Indonesia mutlak membutuhkan SDM kelautan yang andal dan berstandar internasional.
Hal itu saya sampaikan usai bertemu Wakil Menteri Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Olah Raga Republik Kroasia Roko Andricevic dan Duta Besar Republik Kroasia Drazen Margeta di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis (18/9) siang. Pertemuan, antara lain mendiskusikan perihal dukungan lembaga pendidikan terhadap penyiapan SDM bidang kelautan. Kroasia adalah salah satu negara di Eropa yang memiliki concern tinggi terhadap isu human capital di bidang kelautan.
Sebagai contoh, Indonesia saat ini masih kekurangan tenaga kerja di industri pelayaran, karena baru terpenuhi 21 persen atau 1.500 orang dari kebutuhan 7.000 orang per tahun. Selain pemerintah, rentang kebutuhan ini perlu segera diatasi dengan melibatkan lembaga-lembaga pendidikan kelautan yang ada.
Selain masalah kerjasama peningkatan bidang Sumber Daya Manusia (SDM), pertemuan tersebut juga membahas soal akreditasi pendidikan maritim, produktivitas pelabuhan, serta bidang pariwisata (domestic cruise). Khususnya masalah kapal wisata dan industrinya.
Pembangunan kemaritiman mensyaratkan dimilikinya SDM yang cakap dan kapabel di semua ranah yang berkaitan dengan kelautan. Ide Jokowi – JK adalah mengembangkan konektivitas ekonomi antarpulau yang selama ini tidak dikelola dengan baik. Maritim akan dijadikan kekuatan untuk mewujudkan keamanan nasional, serta mewujudkan kemandirian ekonomi dan sumber daya kelautan.
Atas dasar itu, kebutuhan tenaga kerja yang andal dan berstandar internasional akan menjadi tuntutan pasar nasional maupun internasional untuk memenuhi kebutuhan di industri pelayaran yang dipastikan meningkat. Tahap awal, diperlukan peningkatan kapasitas sarana dan prasarana pendidikan. Fokusnya untuk pemenuhan tenaga kerja nasional dulu, baru internasional.
Sementara itu, dengan asumsi program pemerintahan Jokowi-JK dapat dilaksanakan, ekonomi maritim hanya akan terwujud apabila didukung oleh beberapa faktor. Salah satunya, terkait dengan keberadaan sistem jaringan angkutan laut yang terbangun dengan baik. Pembangunan ekonomi maritim juga meniscayakan dimilikinya pelabuhan-pelabuhan modern, manajemen kepelabuhanan yang bagus, dukungan logistik maritim, industri galangan kapal, dan seterusnya.
Namun, yang pertama-tama dan terutama, kita sangat membutuhkan lembaga pendidikan yang memiliki kredibilitas dan secara kontinyu menyiapkan SDM kelautan yang cakap dan memenuhi kualifikasi standar internasional. Dialog dengan mitra dari negara-negara yang berpengalaman dalam studi kelautan seperti Kroasia sangat diperlukan, kata Danang, setidaknya untuk berbagi pengalaman di ranah akademik, sekaligus membuka kemungkinan membangun jaringan kerja sama terkait penyiapan SDM kelautan di antara kedua negara.
Sementara itu, Wakil Menteri Pendidikan Ilmu Pengetahuan dan Olah Raga Republik Kroasia Roko Adricevic melihat Indonesia sebagai sebuah negara maritim besar yg memiliki banyak kesamaan dengan Kroasia. “Bedanya, kami justru surplus SDM bidang maritim,” ujar Roko.
Twitter: @d_parikesit